go to my homepage
KLIK - kehalaman blog

Mandiri untuk membalas Kebaikan Keluarga

Kepergian kedua orang tua ke pangkuan Allah AWT, bukan penghalang bagi pemuda yang memiliki nama lengkap Eli Prasetyo Utomo, untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang pengusaha muda.
pada tahun 2005, kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sehingga ia dirawat oleh paman dan bibinya. "saya disekolahkan, diajarkan tentang kehidupan dan dirawat dengan baik oleh mereka," kenang pemuda yang akrab dipanggil pras tersebut.
kebaikan paman dan bibinya yang telah diterima oleh Pras, seolah membekas dalam ingatannya. Sehingga memacu semangatnya untuk menjadi anak yang sukses dan mandiri.
"Motivasi besar saya adalah ingin sukses dan mandiri. serta dapat membalas kebaikan paman dan bibi saya, yang telah merawat saya dengan ikhlas dan sabar," ungkapnya.
Semenjak lulus dari SMKN 3 Bojonegoro, pemuda kelahiran 30 Januari 1992 ini sangat ingin mempelajari hal-hal baru dan senang menuntut ilmu. hingga suatu hari ada informasi Program Beasiswa Produktif Mandiri Enterpreneur Center (MEC) yang menarik perhatiannya.

Awalnya, ia memang sempat ragu karena yang ditawarkan adalah program Sektor Peternakan Sapi yang notabene tidak sesuai dengan jurusannya. Namun, motivasinya untuk mandiri dan keinginannya menambah wawasannya sangat kuat, maka ia memutuskan untuk mendaftarkan diri dan diterima sebagai peserta Program Kemandirian.
Kurang lebih selama 10 bulan, Pras tekun belajar dan tinggal di asrama MEC Bojonegoro. Disana, ia mendapat begitu banyak ilmu dan pengalaman, khususnya dalam hal peternakan sai dan enterpreneur.
Baginya, pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkannya dari MEC merupakan modal untuk menuju kemandirian. "Alhamdulillah, saya bisa mandiri seperti ini," tuturnya singkat.
Pras juga menceritakan, bahwa saat lulus dari MEC, ia bertekad mengaplikasikan ilmu yagn didapatkannya untuk mendpatkan penghasilan sendiri. bersamaan dengan itu, ia mendapat fasilitas bantuan permodalan berupa seekor sapi. dari sinilah, Pras mulai memperaktekkan ilmu yang didapatkan selama mengikuti program MEC. Awalnya ia merasa berat untuk beternak sapi. Namun, karena tekad kuatnya, ia pun dapat melalui masa berat itu.
Dan 2 bulan kemudian, ternyata aktifitas beternak sapi Pras diperhatikan oleh salah satu donatur yatim mandiri. Karena melihat semangat dan keahlian Pras dalam beternak sapi, donatur donatur tersebut lantas tertarik dan menaruh kepercayaan untuk mengajaknya bekerjasama. Yakni, Pras dipercaya untuk mengelola dana yang disediakan oleh donatur tersebut. "saat itu, saya menerima uang sebanyak 60 juta. Menerima dana sebanyak itu untuk yang pertama kali, saya sempat gemetar," kenangnya.
Alhasil, dari dana tersebut ia membeli sapi sebanyak 12 ekor dan berusaha mengembangkan usahanya. Hingga saat ini, ia telah memelihara 13 ekor sapi yang akan dijual saat Idul Adha. ia yakin, semua sapi miliknya dapat terjual.
Disamping ternak sapi, Pras juga belajar menyuntik sapi pada mantri hewan Dinas Peternakan Bojonegoro. "Sekarang saya juga mendapat julukan mantri sapi. gara-garanya saya pernah menyuntik sapi milik paman yang sakit, setelah itu sapi tersebut sembuh. Sejak saat itulah, jika ada sapi yang sakit, saya dimintai tolong untuk membantu menyembuhkan sapi tersebut," tutur pras sambil tersenyum.
Untuk meningkatkan kapasitas diri dibidang rohani, Pras sekarang juga mengelola sekaligus menjadi santri di Rumah Tahfidz. Disana ia menghafal Al-Qur'an sekaligus mendalami ilmu agama. Rencananya, tahun depan ia akan diwisuda di Istora Senayan, Jakarta sebagai salah satu wisudawan rumah Tahfidz. (ian/nda)
sumber: majalah Yatim Mandiri edisi januari 2013, halaman 19

Tidak ada komentar: